Faktor Internal Penghambat Belajar
Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor
internal meliputi faktor fisiologis dan biologis serta faktor psikologis.
1. Faktor fisiologis dan biologis
Masa peka merupakan masa mulai berfungsinya factor
fisiologis pada tubuh manusia. Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi 2, yaitu:
– Keadaan tonus jasmani
Keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi aktivitas
belajar anak. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap proses belajar. Sedangkan kondisi fisik yang lemah atau sakit
akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
– Keadaan fungsi jasmani atau fisiologis
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi
fisiologis pada anak sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indera.
Panca indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar.
Anak yang memiliki kecacatan fisik (panca indera atau
fisik) tidak akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun juga ada
anak yang memiliki kecacatan fisik namun nilai akademiknya memuaskan. Kecacatan
yang diderita anak akan mempengaruhi psikologisnya, diantaranya:
– sulit bergaul karena memiliki perasaan malu
dan minder akan kekurangannya,
– ada perasaan takut diejek teman,
– merasa tidak sempurna dibandingkan dengan
teman-teman lain.
Perasaan yang menghantui anak dapat membuat
prestasinya menurun. Namun ada juga anak yang menjadikan kekurangannya sebagai
motivasi untuk maju. Cacat fisik membuat anak tidak dapat malakukan aktivitas
belajar di sekolah dengan baik, sehingga perlu disediakan sekolah yang bisa
menampungnya sesuai dengan cacat yang disandang. Misalnya bagi penyandang tuna
netra bersekolah di SLBA, tuna rungu bersekolah di SLBB, dan sebagainya.
Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari
keadaan psikologis anak yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor
psikologis utama yang mempengaruhi proses belajar anak adalah kecerdasan siswa,
motivasi, minat, sikap dan bakat.
– Kecerdasan/ intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya
berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ tubuh lainnya. Namun
bila dikaitan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting
dibandingkan dengan organ lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali
tertinggi dari seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling
penting dalam proses belajar anak, karena menentukan kualitas belajar
siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar peluang
individu untuk meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan
belajar dari orang lain seperti orang tua, guru,dan sebagainya. Sebagai faktor
psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan
pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru
professional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasannya.
– Motivasi
Motivasi adalah salah satu factor yang mempengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefisikan motivasi sebagai
proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan
menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi diartikan sebagai
pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan perilaku
seseorang.
Keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri anak yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberi arah
pada kegiatan belajar itu demi mencapai motivasi belajar. Dari sumbernya
motivasi dibedakan menjadi: motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik adalah semua factor yang berasal dari dalam individu dan
memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam proses belajar, motivasi
intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar
(ekstrinsik).
Menurut Arden N. frandsen (Hayinah, 1992), yang
termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain:
1. Dorongan ingin tahu dan ingin
menyelidiki dunia yang lebih luas
2. Adanya sifat positif dan kreatif
yang ada pada manusia dan kegiatan untuk maju.
3. Adanya keinginan untuk mancapai
prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting. Misalnya: orang
tua, saudara, guru, teman, dan sebagainya.
4. Adanya kebutuhan untuk menguasai
ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
Motivasi ekstrinsik adalah anak memulai dan meneruskan
kegiatan belajar berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak
berkaian dengan kegiatan belajar itu sendiri. Yang tergolong bentuk motivasi
belajar ekstrinsik antara lain:
1. Balajar demi memenuhi kewajiban.
2. Menghindari hukuman.
3. Memperoleh hadiah material yang
telah dijanjikan oleh orang tua.
4. Meningkatkan gengsi dari orang lain.
5. Memperoleh pujian dari orang lain.
6. Tuntutan jabatan yang diinginkan.
– Minat
Secara sederhana minat merupakan kecenderungan
kegairahan yang tinggi atau besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003)
minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi karena disebabkan
ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan
perhatian, keinginan, motivasi, dan kebutuhan.
– Sikap
Dalam proses belajar sikap dapat mempengaruhi
keberhasilan proses belajar. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi
afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara
positif maupun negatif (Shay,2003).
Sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan
senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan
sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam
belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan
bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas
seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya,
berusaha mengembang kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan
tulus kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya
dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan
senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang
dipelajarinya bermanfaat bagi siswa.
– Bakat
Secara umum bakat didefisikan sebagai kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang
(Syah, 2003). Berkaian dengan belajar, Slavin(1994) mendefinisikan bakat
sebagai kemampuan umum yang dimiliki seseorang siswa untuk belajar. Dengan
demikian bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen yang
diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau
potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya
masing-masing. Karena itu bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu
untuk melakuakan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan.
Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap
informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya siswa yang
berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain
selain bahasanya sendiri.
- Disiplin
Disiplin diri adalah kemampuan diri yang kuat untuk
mempertahankan diri dari bermacam-macam gangguan dalam belajar. Misal, seorang
anak akan tetap belajar walaupun ada acara televisi yang menarik.
No comments:
Post a Comment