Tuesday, 21 May 2019

UNSUR PENDUKUNG TARI

Unsur Pendukung Tarian

         A.   Tata Rias
Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Pada dasarnya, tata rias bukan sesuatu yang asing bagi semua orang, khususnya kaum wanita sebab tata rias merupakan aspek untuk mendukung penampilan dan telah menjadi kebiasaan sehari-hari. Rias di dalam tari bukan sekadar bertujuan untuk menjadikan penari menjadi cantik atau ganteng. Tata rias tari mempunyai beberapa fungsi yang benar-benar membantu pertunjukan karya tari menjadi lebih baik. 

Fungsi Tata Rias
    1. Menyempurnakan penampilan wajah. Tata Rias bisa menyempurnakan kekurangan pada tampilan penari. Penyempurnaan wajah dilakukan pada penari yang tidak sesuai dengan karakter tari yang di bawakan.
    2. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias berfungsi melukiskan watak tarian dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut aspek usia, ras, bentuk wajah. 
    3. Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari diatas panggung, karena tampilan penari tampak datar ketika tertimpa cahaya lampu. Oleh karena itu dibutuhkan tata rias untuk menampilkan dimensi wajah penari.
    4. Memperjelas garis-garis wajah penari untuk mengekspresikan gerak-gerak tari. Fungsi garis tidak sekedar menegaskan, tetapi juga menambahkan sehingga terbentuk tampilan yang berbeda dengan wajah asli pemain.
    5. Memberi nilai tambah keindahan karya tari. Dengan tata rias yang baik tentunya akan menambah keindahan karya tari yang ditampilkan. 



            B. Tata Busana
      Tata Busana tari adalah pengaturan secara keseluruhan busana yang harus dipakai oleh penari sesuai peran yang dibawakan. Prinsip dalam penggunaan pada busana tari adalah busana tari harus enak dipakai, enak dipandang, dan tidak mengganggu gerak penari. Keberadaan kostum dalam sebuah pertunjukan bersifat mutlak, karena pada dasarnya suatu tarian dapat terungkap dengan sempurna, jika seluruh unsur pendukung hadir di dalamnya.Busana tari terdiri dari pakaian serta perhiasan atau aksesoris seperti mahkota, gelang, giwang, sumping ( hiasan telinga ), ikat pinggang, dan lain-lain.
 Fungsi busana tari antara lain  :
a.    Memperjelas tema tari. Busana tari berfungsi untuk mendukung tema atau isi tari dan untuk memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari.
b.    Membedakan masing-masing peran atau tokoh. Dengan busana tari akan mengetahui secara jelas tokoh yang diperankan.
c.    Membantu menghidupkan perwatakan penari di dalam peranannya. Artinya busana yang dikenakan penari sudah menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya, kebangsaannya, status sosialnya, kepribadiannya. Bahkan tata busana dapat menunjukkan hubungan psikologisnya penari dengan tarianya.
d.    Memberi fasilitas dan membantu gerak. Penari harus dapat membawakan tari tanpa terganggu oleh busananya. Busana tidak harus dapat memberi bantuan kepada penari tetapi busana harus sanggup menambah efek visual gerak, menambah indah dan menyenangkan dilihat disetiap posisi yang diambil penari.
e.    Memberikan nilai tambah pada segi estetikadan etika dalam penampilan tari. Tarian yang dibawakan dengan tata busana yang baik tentunya akan lebih indah dan menarik untuk disaksikan.




            C. Properti Tari

            Properti merupakan unsur pendukung dalam suatu penyajian tari. Properti tari adalah segala kelengkapan dan peralatan dalam penampilan atau peragan menari. Properti dapat digunakan dalam penyajian tari tetapi ada juga tarian yang tidak menggunakan properti dalam penyaan tari. Properti dapat juga dipakai sebagai nama tarian, Misalnya : Tari Tari Payung dari Sumatra Barat menggunakan properti payung, Tari Piring dari Sumatra Barat juga menggunakan properti piring, Tari Lawung dari Yogyakarta menggunakan lawung ( tombak ) sebagai propertinya.  Tetapi ada pula yang properti tidak digunakan sebagai namatarian, misalnya : Tari Pakarena dari Sulawesi Selatan menggunakan kipas sebagai properti, Tari Merak menggunakan properti slendang atau sampur, tari Serimpi dari Yogyakarta atau Surakarta menggunakan properti kipas, selendang atau pun lainnya.

       Properti dapat terbuat dari kain, kayu, besi, plastic, atau kulit. Properti ada juga yang merupakan bagian dari busana dan aksesoris seperti selendang, panah, keris dan pedang.
Contoh properti :
a.    Dari Kain                         : selendang, sapu tangan, topi, pita
b.    Dari Kayu                        : tongkat, tombak, bambu runcing
c.    Dari Besi              : pedang, tameng
d.    Dari plastic          : payung, tali
e.    Dari kulit              : topi, jaket
f.     Dari kertas/bulu  : kipas, payung

No comments:

Post a Comment